Tuesday, January 17, 2017

Depscool-Antik 2015

Warung depan sekolah.

3 tahun bersama kalian, cacian, dan renungan
Kita memojok, tertawa riang seakan tak ada beban
Bercengkrama hingga melupakan oranye senja
Dialog tak ada habisnya hingga maghrib selesai

Disudut kita bercumbu-cumbu dengan asap sigaret
Menyeruput kopi hitam satu gelas berdua
Tak lupa seorang kawan walaupun di panggil wanitanya
Rindu,jelas ini sakit sangat sakit

Brengsek adalah sebutan kita
Buruk adalah pandangan tentang kita
Bajingan adalah nama utk kita
Masih ku ingat kau bela nama warung itu

Kini sudut itu mulai kosong kawan
Tatkala kau sibuk dengan mata kuliahmu
Yang lain sibuk dengan cumbuannya
Dan satu lagi jauh di luar kota

Kau lupa siapa yg menggopoh saat kau mabuk
Kau lupa siapa yg menyemangati saat kau sendu
Kau lupa siapa yg membuat kita terbahak-bahak
Dulu, ya yg sudah lama berlalu

Kembalilah, aku hanya ingin kita berjumpa kembali
Mungkin "abidin" bisa memanggilmu
Atau aku harus berteriak "10.000 pertama" agar kau datang
Kawan, ku tunggu kau di sini, sebab ini adalah keluargamu.


-01.10.Putih Abu-abu


Puisi di atas saya tulis saat saya merindukan teman-teman seperjuangan saya di SMA, di tulisan tersebut saya tau apa arti dewasa, bandel, realistis, dan susah senang bersama-sama. Khususnya yang dinamakan Depscool, entah warung itu berdiri dari tahun berapa, terlihatnya sangat tua, dijaga oleh kakek dan nenek yang sudah keriput dibantu dengan anaknya pula. Berawal dari 2013 dimana saat pertama kali masuk SMA tersebut. Saya duduk bersama teman saya yang berasal dari salah satu pesantren di daerah banten, wajahnya biasa saja gayanya tidak seperti anak begajulan ataupun anak yang bandel, asik juga. Namun setelah hari pertama mos selesai hendaknya kami langsung pulang kerumah masing-masing tapi dirinya mengajak saya merokok di warung depan sekolah. Sontak saya tidak berani karena banyak senior-senior di warung tersebut.
Keesokan harinya saya duduk bersama dia lagi lalu saya meminta maaf karena meninggalkan dirinya begitu saja di warung tersebut, dirinya bercerita bahwa dia di usili oleh senior namun dalam konteks bercanda pada saat kemarin, Begitu kejadian itu berlalu dirinya mengajak saya dan teman yang lain untuk nongkrong di tempat tersebut, lama-lama banyak juga yang nongkrong di warung tersebut, kadang sampai malam bahkan sampai lewat tengah malam, di bumbui dengan sigaret, cerita cinta, cerita-cerita lucu di sekolah dan juga kenangan yang selalu hadir di setiap pertemuan. Teman-teman saya sangat beragam, ada yang baik, ada yang netral, ada pula yang begajulan. Namun tak hanya laki-laki saja yang meramaikan masa SMA saya. Ada sekumpulan wanita yang selalu ada di belakang kami, teman, sahabat, pacar pun ada, tapi kali ini berbeda mereka seolah selalu menjadi kakak ataupun adik saat kita sedang memiliki masalah, mereka selalu mensupport kami, selalu berbagi cerita, intinya asik deh. Mereka adalah Antik, anak cantik? Sepertinya saya lupa dengan singkatan tersebut. Namun kenangan dan cerita? masih rapih saya ingat-ingat.
*puisi diatas di khususkan utk depscool2015,untuk Antik2015 akan segera disusulkan

Menulis?

Hari dimana saya merubah pandangan saya tentang sebuah pembicaraan pada telat malam. Emosi memuncak karena ada permasalahan yang benar-benar seperti anak SMA. Ada yang berbicara seperti ini "Omongan lo kebanyakan baca quotes, BASI!!! lo bukan anak SMA lagi. Buat apa berseteru cuma karena masalah sepele" dari situ sontak saya kaget, karena saya berada di umur 18 tahun, dimana saya duduk di salah satu PTN ternama. "Mending lo baca buku,apapun itu ada hasilnya. Daripada cerita-cerita gajelas." lalu setelah itu saya mencoba untuk memikirkan hal yang sahabat karib saya sampaikan, saya menemukan sebuah buku yang bertuliskan nama ibu saya pada tahun 1999 lalu saya membaca sebuah novel kuno kepemilikan beliau tersebut. Dimana sisi romantisme dan sisi kedewasaan seseorang di cerminkan lewat kata-kata dan bahkan emosi bersama pertengkaran bisa terlihat jelas di buku tersebut seakan sedang bersimpati ataupun berempati pada karakter tersebut.

Selang dari novel tersebut saya iseng-iseng untuk membeli beberapa novel yang lumayan sedang hits di kalangan muda seumuran saya. Benar sekali selalu ada cerita cinta anak muda-mudi yang sedang di mabuk asmara, betapa romantisnya kala rindu. Saya menyukai cara orang menulis melalui kata-kata puitis yang dilontarkan oleh tiap-tiap penulis. Jadi otomatis saya mulai menyukai kata-kata puitis yang ada, dimana selalu ada kata yang tak biasa ada di buku belajar maupun di koran harian.

PUISI. Bagi saya puisi adalah sebuah perasaan yang bebas yang dilontarkan tiap orang yang menulisnya, pasti ada sebab atau akibat dari apa yang mereka selalu tulis dari tiap-tiap kata ataupun alasan-alasan bodoh, atau juga rindu akan seseorang. Saya memang tak tahu apa-apa untuk dunia penulisan ini, tapi tiap apa yang kalian tulis, tiap kata yang selalu memiliki arti berbeda, itu sangat lah berarti bagi para orang yang menyukai puisi. Jadi jangan kalian pikir menulis sebuah puisi yang berbau cinta selalu dirundung kegalauan. Dan tidak juga sebuah puisi kehidupan sebuah curahan sampah seseorang. Mereka sedang berhalusinasi agar membuat arti dari sebuah rangkaian kata. Dan boleh juga kalian belajar menulis hal-hal yang tak bisa di sampaikan selama ini.

-03.28/18jan17